Jujutsu Kaisen karya Gege Akutami memang sudah tamat di tahun 2024. Tapi ceritanya belum benar-benar selesai. Lewat sekuel berjudul Modulo, kisahnya berlanjut ke generasi berikutnya, dengan tokoh utama Yuta Okkotsu dan Maki Zenin yang kini jadi pusat perhatian.
Di Chapter 2 yang berjudul “Deterrence”, kamu akan dikenalkan dengan kelompok baru bernama Simurian, ras alien bermata tiga yang tampil beda dari karakter manapun di semesta Jujutsu Kaisen. Dan tampaknya, ada satu tokoh antagonis yang bahkan lebih menyeramkan dari Sukuna. Berikut ulasan dari Popstation.
Ancaman Baru di Chapter 2 Modulo
Chapter pertama Modulo sempat memberi petunjuk soal invasi alien. Nah, di Chapter 2, kamu akan melihat lebih jelas siapa Simurian itu. Meski motif mereka belum dijelaskan, interaksi diplomatik mereka dengan pejabat Jepang menunjukkan potensi konflik besar di masa depan.
Awalnya, pasangan Simurian terlihat ramah. Tapi suasana berubah saat pemimpin mereka muncul. Sosok ini belum disebutkan namanya, tapi aura ancamannya sudah terasa. Meski belum bisa disandingkan langsung dengan Ryomen Sukuna, kemunculannya membuktikan satu hal, Gege Akutami memang jago menciptakan karakter villain yang tak mudah dilupakan.
Simak juga artikel seru lainnya dari Popstation.net:
One Piece: Kekuatan Terbesar Luffy Bukan Gear 5
Jujutsu Kaisen Shocking Reveal: Asal Usul Sukuna Mungkin Bukan dari Bumi
One Piece: Oda Isyaratkan Ayah Shanks Lebih Kuat dari Para Gorosei Lain
Simurian dan Bayangan Karakter Lama di Jujutsu Kaisen Modulo
Di Chapter 2 Modulo, ketiga Simurian punya kesamaan menarik dengan karakter lain di Jujutsu Kaisen. Pemimpin mereka terlihat mirip dengan Ryomen Sukuna, sehingga muncul teori kalau kedua karakter ini punya hubungan.
Bawahan pemimpin Simurian, Jabaloma, secara fisik sangat mirip dengan Grandmaster Tengen, yang bikin fans bertanya-tanya apakah ada koneksi di antara mereka. Tapi kesamaan paling menarik justru ada pada hubungan Cross dan saudara kembarnya, Maru. Mereka mirip dari segi penampilan, tapi kepribadiannya berbeda: Cross dingin dan pendiam, sementara Maru ceria dan terbuka. Gege Akutami sepertinya menyiapkan mereka untuk mewakili pandangan berlawanan soal hubungan manusia-Simurian.
Gege Akutami Mulai Menata Ulang Cerita
Jujutsu Kaisen memang jadi salah satu manga paling dicintai, tapi bukan berarti tanpa kritik. Kematian Satoru Gojo, pertarungan akhir yang terlalu panjang, dan sejarah penyihir kuno yang tak dijelaskan dengan tuntas sering jadi sorotan.
Lewat Modulo, Gege Akutami terlihat mulai belajar dari kekurangan itu. Dua chapter awal menunjukkan arah cerita yang lebih jelas dan fokus pada pengembangan karakter. Ia bahkan mengakui bahwa plot invasi militer AS di arc Culling Game dulu sempat ia tinggalkan karena terlalu rumit. Tapi kini, tema itu kembali muncul di Modulo, dan terasa lebih matang.
Meski sempat dikabarkan akan berakhir dalam enam bulan, Modulo justru memulai debutnya dengan kuat. Di usia 33 tahun, Gege Akutami masih menjadi salah satu penulis paling menjanjikan di Shonen Jump. Dan lewat Jujutsu Kaisen Modulo, ia berhasil melanjutkan warisan seri ini tanpa merusak reputasinya.